Industri Properti di Sulawesi Diperkirakan Tumbuh 10%
Industri properti di Provinsi Sulawesi Utara pada tahun 2017 diperkirakan akan tumbuh sebesar 10%.
“Sejumlah kalangan yang bergulat di bisnis properti memprediksi, pertumbuhan hunian komersial Sulawesi Utara (Sulut) periode 2017 akan tumbuh dikisaran 10 persen,” kata Senior Sales and Marketing Grand Kawanua International City (GKIC) Andy Purwanto di Manado, Kamis (8/12/2016).
Dia menerangkan prospek bisnis properti secara nasioal tahun depan diperkirakan akan bergeliat kembali begitu juga dengan di Sulut.
“Kami yakin bisnis properti di Sulut akan membaik, pertumbuhannya bisa 10 persen dan bahkan bisa lebih dari itu,” katanya.
Menurut dia, pertumbuhan tersebut tidak akan jadi secara tiba-tiba tetapi akan terealisasi secara bertahap di sepanjang tahun berjalan.
“Tentunya kenaikan itu akan bertahap dari kuartal ke kuartal,” katanya.
Secara nasional, kata dia, adanya kebijakan pemerintah dari amnesti pajak menjadi indikator yang mendorong pertumbuhan bisnis hunian.
“Dengan ‘tax amnesty’ sudah banyak dana segar dan sehat yang masuk ke Indonesia, saya yakin ini akan investasiskan ke properti,” ujarnya.
Dari segi harga, kata dia, kenaikan harga properti komersial tahun depan diprediksi dapat menyentuh hingga 15%. Namum hal itu lebih dipengaruhi letak geografis dari lokasi hunian.
“Bisa naik 10% sampai 15%, tetapi disesuaikan dengan letaknya jika letaknya strategis misalnya berdekatan dengan bandara atau pusat bisnis atau pemerintahan pasti kenaikannnya berbeda,” jelasnya.
Meskipun akan terjadi kenaikan, namum dinilainya hal tersebut tidak akan memberatkan konsumen. Pasalnya konsumen dapat membeli rumah secara cicilan melalui kredit kepemilikan rumah (KPR) dari pihak perbankan.
Ketua REI (Sulut) Ruddy Kululu mengatakan pertumbuhan perumahan di Sulut untuk tipe komersial (bukan subsidi) dapat mencapai hingga 15%. Hal ini desebabkan dengan kesadaran memiliki rumah sendiri semakin tinggi.
“Perkiraan kami bisa tumbuh sampai 15%, karena developer juga telah diberikan beberapa keringanan dari pemerintah,” paparnya.
Untuk pembangunan, kata dia, tidak hanya terfokus di wilayah satelit Kota Manado, akan tetapi menyebar hingga ke 15 kabupaten/kota.
“Jadi bukan hanya di Manado, Minahasa Utara, Minahasa atau Kota Bitung, semua wilayah juga kebagian,” katanya.
sumber : okezone.com