Investasi Kos-Kosan atau Ruko: Mana yang Lebih Cuan?

0
17
Investasi Kos-Kosan atau Ruko: Mana yang Lebih Cuan?
Investasi Kos-Kosan atau Ruko: Mana yang Lebih Cuan?

Investasi Kos-Kosan atau Ruko: Mana yang Lebih Cuan?– Dalam dunia investasi properti, dua jenis aset yang kerap dibandingkan karena sama-sama menjanjikan adalah kos-kosan dan ruko (rumah toko). Keduanya punya potensi menghasilkan passive income, tapi karakteristik, risiko, dan tingkat keuntungannya bisa sangat berbeda.

Nah, kalau kamu lagi galau antara bangun kos-kosan atau beli ruko untuk disewakan, artikel ini bisa jadi bahan pertimbangan. Yuk, kita bahas dari berbagai sisi.

1. 💸 Potensi Keuntungan (Return on Investment)

Kos-kosan biasanya menawarkan return yang lebih cepat dan stabil. Misalnya, satu rumah bisa dibagi menjadi 6–10 kamar kos, masing-masing disewakan bulanan. Pendapatan yang kamu terima pun jadi lebih merata sepanjang tahun.

Sementara ruko bisa menghasilkan pendapatan lebih besar per unit—terutama kalau lokasinya strategis, misalnya di pinggir jalan besar atau dekat pasar. Tapi, penyewaan ruko cenderung lebih fluktuatif. Penyewa bisa keluar kapan saja jika usahanya kurang jalan.

🔍 Contoh perhitungan sederhana:
Kos-kosan dengan 8 kamar @Rp1.000.000 per bulan = Rp8 juta/bulan
Ruko 1 unit disewa Rp6 juta/bulan
Artinya, dari sisi jumlah, kos-kosan bisa lebih unggul, apalagi kalau okupansi selalu penuh.

2. 🧑‍💼 Segmentasi Pasar

Kos-kosan cocok untuk lokasi dekat kampus, kawasan industri, atau perkantoran—tempat banyak pekerja dan mahasiswa mencari tempat tinggal sementara. Jadi, cocok buat kamu yang investasinya di daerah seperti Depok, Bekasi, Jogja, Malang, dll.

Ruko lebih cocok di area bisnis yang ramai lalu lintas orang dan kendaraan. Targetnya adalah pelaku UMKM, pemilik toko, klinik, hingga jasa profesional. Ruko bisa juga difungsikan ganda—tempat usaha di bawah, tempat tinggal di atas.

3. 🏗️ Biaya dan Pengelolaan

Bangun kos-kosan butuh perhatian ekstra—mulai dari pembagian ruang, kamar mandi, keamanan, sampai sistem pembayaran. Tapi begitu sistemnya jalan dan penyewa stabil, pengelolaannya cenderung lebih pasif. Kamu bisa serahkan ke manajemen atau penjaga kos.

Sementara ruko biasanya dikelola lebih simpel. Satu penyewa, satu kontrak. Tapi, jika penyewa keluar, masa kosongnya bisa panjang karena tak semua orang butuh ruko. Selain itu, ruko biasanya butuh renovasi besar jika dipakai usaha berbeda.

4. ⚖️ Risiko Investasi

Kos-kosan berisiko jika tidak ada penyewa, atau jika penyewanya tidak tertib bayar. Selain itu, kamu juga harus siap menangani kerusakan fasilitas bersama, konflik antar penghuni, hingga izin lingkungan.

Ruko lebih tahan terhadap konflik internal karena penyewanya umumnya pelaku usaha profesional. Tapi risiko utamanya adalah occupancy rate rendah jika lokasi sepi, atau jika area bisnisnya pindah.

5. 📍 Nilai Jual dan Likuiditas

Ruko cenderung lebih likuid, terutama jika terletak di jalan utama. Investor atau pengusaha biasanya lebih tertarik membeli ruko karena fungsinya lebih fleksibel.

Sementara kos-kosan lebih sulit dijual karena bergantung pada sistem sewa berjalan. Tapi jika performa kos bagus dan arus kas lancar, nilainya bisa naik signifikan.

JInvestasi Kos-Kosan atau Ruko: Mana yang Lebih Cuan?

awabannya tergantung pada tujuan, modal, dan lokasi.

Kriteria Kos-Kosan Ruko
Return cepat dan stabil ⚠️
Pengelolaan sederhana ⚠️
Risiko okupansi kosong ⚠️
Modal awal Sedang–tinggi Tinggi
Fleksibilitas fungsi ⚠️
Cocok untuk siapa Passive income, pensiunan, milenial Pebisnis, investor jangka panjang

Kalau kamu ingin arus kas yang rutin, kos-kosan bisa jadi pilihan. Tapi kalau kamu lebih suka properti yang fleksibel dan mudah dijual kembali, ruko bisa lebih menarik.

Kamu Pilih yang Mana?

Pilih kos-kosan atau ruko itu seperti pilih kendaraan: semua bisa membawa kita ke tujuan, tapi cara, kecepatan, dan kenyamanannya berbeda. Penting buat hitung, survei lokasi, dan tentu saja—sesuaikan dengan profil risikomu.

Baca Juga : https://blog.rumahdewi.com/rumah-dengan-gaya-arsitektur-renaissance-harmoni-keindahan-klasik-dan-kemegahan-abadi/