Tiga Kota Alami Peningkatan Harga Rumah Tertinggi Dan Dipimpin Oleh Pekanbaru

0
79

Tiga Kota Alami Peningkatan Harga Rumah Tertinggi Dan Dipimpin Oleh Pekanbaru

Terdapat tiga kota di Indonesia yang menunjukkan peningkatan harga rumah tertinggi pada triwulan II-2024.

Hal itu berdasarkan Survei Harga Properti Residensial (SHPR) Bank Indonesia (BI) yang mengamati perkembangan indeks harga properti residensial di 18 kota.

18 kota yang dimaksud meliputi Jabodebek dan Banten, Bandung, Surabaya, Semarang, Yogyakarta, Manado, Makasar, Denpasar, Pontianak, Banjarmasin, Bandar Lampung, Palembang, Padang, Medan, Batam, Balikpapan, Pekanbaru, serta Samarinda.

Ada pun kota yang menunjukkan peningkatan indeks harga rumah paling tinggi pada triwulan II-2024 ialah Pekanbaru dengan 1,69 persen, setelah pada triwulan I-2024 terkontraksi 0,13 persen.

Kemudian diikuti Kota Pontianak dari 4,68 persen menjadi 5,40 persen pada triwulan I-2024, dan Kota Balikpapan dari 0,48 persen menjadi 1,15 persen pada triwulan I-2024.

Tiga Kota Alami Peningkatan Harga Rumah Tertinggi Dan Dipimpin Oleh Pekanbaru

Baca Juga : Tips Desain Rumah Modern Tropis yang Nyaman di Cuaca Ekstrem

Tiga Kota Alami Peningkatan Harga Rumah Tertinggi Dan Dipimpin Oleh Pekanbaru

Di sisi lain, terdapat empat kota yang mengalami perlambatan indeks harga properti residensial pada triwulan II-2024.

Salah satu dan utamanya yaitu Kota Batam dari 4,58 persen menjadi 2,25 persen pada triwulan I-2024.

Secara umum, perkembangan indeks harga properti residensial triwulan II-2024 tumbuh 1,76 persen, sedikit lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya yang sebesar 1,89 persen.

Peningkatan tipis indeks harga properti residensial disebabkan perlambatan pertumbuhan harga seluruh tipe rumah, terutama rumah tipe kecil yang tumbuh 2,09 persen, melambat dibandingkan dengan triwulan I-2024 yang tumbuh 2,41 persen.

Sementara perkembangan harga rumah tipe menengah tumbuh 1,45 persen, melambat dibandingkan triwulan sebelumnya 1,60 persen, dan rumah tipe besar naik 1,47 persen, melambat dibandingkan triwulan sebelumnya 1,53 persen.

Perlambatan harga properti residensial pada triwulan II-2024 diperkirakan dipengaruhi oelh perkembangan harga bahan bangunan.

Hal itu tercermin dari perlambatan indeks harga properti residensial yang sejalan dengan inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) Subkelompok Pemeliharaan, Perbaikan, dan Keamanan Tempat Tinggal/Perumahan pada Juni 2024 sebesar 0,49 persen, lebih rendah dari triwulan I-2024 yaitu 0,76 persen.