Siap Beroperasi di 2017, Ini Jembatan Apung Pertama di Indonesia

0
2157
Siap Beroperasi di 2017, Ini Jembatan Apung Pertama di Indonesia

Siap Beroperasi di 2017, Ini Jembatan Apung Pertama di Indonesia – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tak hanya memiliki tugas membangun infrastruktur besar, melainkan juga infrastruktur dengan skala kecil.

Di antaranya adalah beberapa jembatan gantung seperti Jembatan Kali Cimamingkis, Jembatan Kali Senowo di Magelang, Jembatan Kaligaleh di Temanggung, dan jembatan gantung di Banten.

“Hal ini perlu dilaporkan kepada publik, karena kita tidak hanya membangun infrastruktur yang besar saja. Tetapi infrastruktur yang kecil juga perlu menjadi perhatian,” ujar Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, dalam siaran pers, Rabu (15/2/2017).

Di Cilacap, Jawa Tengah contohnya, Kementerian PUPR tengah menyelesaikan perbaikan pembangunan Jembatan Apung sepanjang 47 meter.

Jembatan tersebut nantinya akan menjadi jembatan dengan teknologi apung pertama di Indonesia yang dapat dilalui oleh pejalan kaki dan kendaraan roda dua.

Teknologi apung dipilih karena di lokasi tersebut tidak memungkinkan membangun jembatan dengan teknologi pancang.

Tanah di sana merupakan tanah lunak yang sulit untuk bisa dipasang pondasi konvensional seperti pancang atau sumuran karena ongkos mobilisasi juga sangat mahal.

Baca Juga :

Dengan teknologi jembatan apung, pondasi konvensional digantikan dengan ponton dan mengacu pada konsep membangun di atas air.

Konsep ini berbeda dengan konstruksi pada awal berupa pembangunan jembatan di darat untuk kemudian diangkat ke atas ponton dan ditarik ke lokasi.

Pembangunan jembatan apung ini dilakukan sebagai perbaikan atas runtuhnya jembatan sebelumnya pada awal Desember 2016 silam.

Kepala Puslitbang Jalan dan Jembatan Balitbang Kementerian PUPR Herry Vaza menjelaskan, perbaikan jembatan tersebut terdiri dari empat langkah.

Dokumentasi Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPRJembatan dengan teknologi apung pertama di Indonesia dibangun di Cilacap, Jawa Tengah.

Pertama, pengangkatan komponen jembatan yang rusak dan masuk ke dalam air. Kemudian kedua, penggantian komponen yang rusak.

“Ketiga pemasangan ponton dan taut (mooring system) dan terakhir pemasangan jembatan pendekat dan pemasangan jembatan utama,” jelas Herry.

Jika itu semua rampung, langkah selanjutnya adalah pemasangan dek, railing, dan aksesori jembatan lain serta uji beban.

Pemasangan jembatan pendekat dan jembatan utama telah dilakukan pada 16 Januari 2017 sampai dengan 14 Februari 2017 dengan metode Balance Cantilevered Method.

Jembatan pendekat dibangun terlebih dahulu sebelum jembatan utama untuk memberikan keseimbangan saat membangun jembatan utama.

Adapun kesulitan paling berat dalam proses pembuatan jembatan apung ini adalah curah hujan yang tinggi dan waktu kerja sangat terbatas yaitu pada saat pasang antara pukul 09.00 sampai dengan 14.00.

Sementara itu, untuk pemasangan dek, railing, dan aksesori lainnya akan dilakukan pada tanggal 15-28 Februari 2017 dan uji beban dan evaluasi pada tanggal 1-3 Maret 2017.

“Apabila hasil uji beban telah sesuai dengan persyaratan maka jembatan akan diresmikan dan dioperasikan mulai tanggal 4 Maret 2017” pungkas Herry.

Sumber : kompas.com

SHARE