Pertama dalam Sejarah, Properti Singapura Terpuruk ke Titik Terendah
Urban Land Institute dengan masukan dari PricewaterhouseCoopers (PwC) LLP melansir survei terkait pasar-pasar properti yang paling menarik di Asia tahun depan.
Survei ini diluncurkan setiap tahun untuk melihat proyeksi perkembangan investasi properti di sejumlah kota.
Dalam survei tersebut, posisi Singapura menurun tajam di peringkat 21 dibandingkan proyeksi sebelumnya di tempat ke-11.
“Hal ini disebabkan masalah kelebihan kapasitas ruang kantor, anjloknya penjualan ritel, dan harga perumahan yang merosot dalam lima tahun,” tulis survei tersebut.
Sebuah kombinasi dari pelemahan ekonomi, kelebihan pasokan, penurunan permintaan, dan kejatuhan harga perumahan selama 12 kuartal berturut-turut telah menciptakan
“badai” yang sempurna untuk Singapura.
Saat ini, Singapura menjadi satu-satunya pasar di Asia Pasifik yang menderita penurunan siklus properti.
Sewa kantor di pusat kota Singapura merosot 3,5 persen pada kuartal kedua 2016. Pembatasan lima kuartal berturut-turut berkontribusi terhadap penurunan tarif sewa.
Tingkat hunian juga terdampak penyusutan permintaan karena perampingan sektor keuangan, khususnya perusahaan bank asing.
Selain itu, dengan 3 juta kaki persegi ruang kantor baru saat ini, pasar sewa tampaknya akan tetap berada di bawah tekanan dalam jangka waktu dekat.
Sementara, nilai permodalan pun mengalami penurunan. Di tengah kegelapan ini, banyak manajer pendanaan mencari titik masuk dan indikator positif.
Salah satunya, penjualan tengara Asia Square Tower 1 pada Juni 2016 telah memengaruhi patokan harga.
Komentar dari berbagai narasumber menunjukkan, masih banyak yang akan mempertahankan aksi wait and see di pasar Singapura.
“(Kejatuhan) ini terlalu dini. Saya pikir Anda mungkin bisa menunggu setahun atau lebih sebelum mencapai titik di mana Anda mungkin membeli properti dengan nyaman,” kata seorang narasumber dari survei tersebut.
Jika dibandingkan secara historis survei, Singapura belum pernah berada di peringkat di bawah 20. Pada 2007-2013, posisi Singapura bahkan selalu di peringkat 5 besar.
Posisi teratas Singapura yakni pada peringkat satu, terjadi pada proyeksi tahun 2011-2012.
Pada 2014, Singapura mulai turun ke peringkat 7. Penurunan posisi ini berlangsung pada 2015 ke-9 dan 2016 ke-11.
sumber : kompas.com