Bakal Gedung Tertinggi di Dunia Lalui Tes Rekayasa Tanah

0
1593
Bakal Gedung Tertinggi di Dunia Lalui Tes Rekayasa Tanah

Bakal Gedung Tertinggi di Dunia Lalui Tes Rekayasa Tanah

Calon gedung tertinggi di dunia, The Tower di Dubai Creek Harbour yang saat ini tengah dalam masa konstruksi telah melalui tes rekayasa tanah untuk memastikan stabilitasnya.

Berdiri 100 meter lebih tinggi dari Burj Khalifa yang menjulang 828 meter, The Tower memang membutuhkan stabilitas sangat tinggi baik di dasar maupunstruktur atasnya.

Firma arsitektur asal Belanda Fugro mengerjakan tes untuk bangunan yang dirancang oleh arsitek kenamaan Spanyol Santiago Calatrava tersebut.

Karena ketinggian struktur baja dan desainnya maka rekayasa tanah atau geotekniknya merupakan sebuah hal “penting” dalam kaitannya dengan program jadwal pembangunan dan dasar-dasar proyek gedung tersebut.

Yang termasuk dalam lingkup pengerjaan rekayasa tanah ini adalah dengan memasukkan lebih dari 4.800 meter dari tiga tabung pengecoran ke kedalaman hingga 200 meter.

Sebelumnya, pada Agustus silam, gedung yang dijadwalkan resmi dibuka pada 2020 ini telah menjalani tes angin. Tes angin dinilai sebagai proses yang sangat penting dalam menentukan aspek ketinggian dan desain akhir.

“Tes angin merupakan komponen penting dalam tahap desain struktural, dan kami telah mengerahkan teknik rekayasa yang inovatif untuk mengkonfirmasi kekuatan ikon baru ini,” ujar Santiago.

Tes tersebut melibatkan 12 analisis dan menguji sejumlah metode berbeda untuk memastikan bahwa semua kasus yang mungkin terjadi dapat teratasi.

Mereka melakukan tes untuk keseluruhan proyek menggunakan model skala. Sebagai bagian dari tes iklim di daerah setempat, pengukuran dilakukan pada ketinggian yang berbeda, termasuk data yang disediakan oleh stasiun cuaca. Studi seismik juga dilakukan pada kondisi tanah setempat.

“Hal ini untuk menjamin keamanan maksimum dan stabilitas bangunan. Desain The Tower juga mencakup beberapa sistem peredam dan sistem pereda kejut, yang terletak pada titik-titik dan ketinggian berbeda,” kata Emaar.

Pekerjaan pada proyek ini berlangsung bulan lalu, dengan Aurecon ditunjuk sebagai insinyur dan arsitek, serta tim Calatrava yang terkenal dalam hal desain dan rekayasa karya.

Menara ini digambarkan oleh Chairman Emaar Properties, Mohamed Alabbar sebagai proyek ambisius pada skala dan desain baru.

“Proyek ini membutuhkan rekayasa presisi tinggi pada semua aspek,” sebut Alabbar.

Dia juga mengatakan The Tower akan berfungsi sebagai tumpuan harapan yang positif untuk kota dan daerah.

Rencana induk kompleks seluas 6 kilometer persegi ini terungkap pada bulan April tahun lalu.

Emaar mengatakan, The Tower mencakup 679 juta meter persegi ruang hunian, 851.000 meter persegi properti komersial, 22 hotel dengan 4.400 kamar dan 11,1 juta meter persegi ruang ritel.

Menara tersebut akan menampilkan taman dek observasi untuk para tamu penting, dan balkon berputar.

sumber : kompas.com

SHARE